Yayasan PKHS mempunyai Program yang dinamakan Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) bertujuan :
1. Mendukung Departemen Kehutanan khususnya dalam rangka konservasi harimau sumatera hewan mangsa dan habitat alaminya
2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar dan dalam kawasan konservasi
3. Mendorong pembangunan, penggunaan dan pemanfaatan hasil hutan yang lebih memperhatikan kelestarian kehidupan alami.
Saat ini beberapa lokasi yang menjadi pusat kegiatan lapangan PKHS antara lain: TN. Way Kambas di Lampung, TN. Bukit Tigapuluh di Propinsi Jambi-Riau, dan Kawasan Konservasi Harimau Senepis di Dumai propinsi Riau.
Di Taman Nasional Bukit Tigapuluh, beberapa kegiatan yang telah dan terus dilakukan oleh PKHS adalah:
1. Survei Dan Monitoring Harimau Sumatera Dan Hewan Mangsanya Dengan Menggunakan Kamera Infra Merah.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, perbandingan jenis kelamin dan ekologi harimau sumatera serta juga untuk mengetahui jenis-jenis satwa liar yang terdapat di dalam kawasan taman nasional ini
Hasil Kamera Infra Merah
Selama memasang kamera infra merah di TN. Bukit Tigapuluh telah terphoto 29 jenis satwa liar yang sudah diidentifikasi, mulai dari Mammalia, Reftillia, Aves juga hewan Avertebrata seperti kupu-kupu. Untuk Harimau Sumatera telah terphoto 7 ekor dengan perbandingan 3 betina dan 4 jantan.
Tabel 3. Jenis satwaliar hasil photo dengan menggunakan kamera infra merah
No | Nama Indonesia | Nama Inggris | Nama Latin |
1. | Elang sikap |
| Accipiter trivirgatus trivirgatus |
2. | Kuau Raja | Great argus | Argusianus argus |
3. | Binturong | Binturong | Artictis binturong |
4. | Landak Bayas |
| Atherurus macrourus |
5. | Tupai Pohon | Plantain squirell | Calosciurus notatus |
6. | Kucing mas | Golden cat | Catapuma temincki |
7. | Murai batu |
| Copsychus malabaricus |
8. | Anjing Hutan | Wild dog | Cuon alpinus |
9. | Beruang | Sun bear | Helarctos malayanus |
10. | Musang belang | Banded palm civet | Hemigalus derbyanus |
11. | Landak | Porcupine | Hystrix brachiura |
12. | Beruk | Pig tile macaca | Macaca nemestrina |
13. | Kijang | Barking deer | Muntiacus muntjak |
14. | Martin | Yellow troathed martin | Mustella flavigula |
15. | Teledu | Malayan badger | Mydaus javanensis |
16. | Macan Dahan | Caulded leopard | Neofelis nebulosa |
17. | Musang merah | Masked palm civet | Paguma larvata |
18. | Harimau sumatera | Sumatran tiger | Panthera tigris sumatrae |
19 | Luak biasa | Common palm civet | Paradoxurus hermaphrodictus |
20. | Simpai | Mitred leaf monkey | Presbytis melalophos |
21. | Kucing hutan | Leopard cat | Prionailurus bengalensis |
22. | Kucing air | Fishing cat | Prionailurus viverrinus |
23. | Burung penyiul |
| Rollulus rouloul |
24. | Babi Gunung |
| Sus barbatus |
25. | Babi Rawa | Wild pig | Sus scrofa |
26. | Tapir | Malayan tapir | Tapirus indicus |
27. | Kancil Lesser | Mouse deer | Tragulus javanicus |
28. | Biawak | Monitor lizard | Varanus salvator |
29. | Musang biasa | Small indian civet | Viverricula malaccensis |
30. | Burung |
|
|
31 | Kupu-kupu |
2. Tiger Protection Unit (TPU)
Anggota TPU ini berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal disekitar taman nasional bukit tigapuluh dengan ketua unit adalah jagawana Taman Nasional Bukti Tigapuluh.
Survei dan Patroli
Survei dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang satwa, habitat serta ancaman yang terjadi; sedangkan patroli dilakukan untuk mengurangi ancaman bagi satwaliar dan habitatnya.
a. Survei
Sebelum melakukan survei, maka dilakukan pengenalan peta terlebih dahulu. Hal ini penting untuk menentukan arah rute perjalanan survei. Dalam pelaksanaannya anggota TPU mencatat semua temuan yang di dapat saat melakukan kegiatan lapangan. Temuan tersebut antara lain berupa tanda sekunder satwaliar (jejak, feses, sisa makanan), ancaman (seperti jerat, ilegal loging) juga pembukaan lahan.
b. Patroli dan Operasi Gabungan
Patroli bertujuan untuk mencari dan meminimalkan gangguan terhadap harimau sumatera, hewan mangsa dan habitatnya.
Operasi gabungan dilakukan bersama-sama dengan jagawana taman nasional dan pihak kepolisian. Beberapa operasi gabungan yang pernah dilaksanakan antara lain bersama dengan Polres Tebo dan Polres Indragiri Hulu.
c. Sosialisasi dan Penyuluhan
Tujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka perlu untuk ikut menjaga kelestarian taman nasional dari aktifitas yang merusak atau dari orang luar. Sampai saat ini masyarakat dusun Suit telah pernah menangkap 6 (enam) orang pencuri gaharu dari Lubuk Jambi; Pencuri gaharu diberi peringatan dan diusir keluar kawasan dan barang bukti dibakar. Jika pengamanan oleh masyarakat pedalaman ini dapat berjalan, maka besar Kemungkinan Taman Nasional Bukit Tigapuluh akan lestari
3. Intelijen Perburuan Harimau Sumatera dan Penegakan Hukum
a. Intelijen
Untuk mengetahui perburuan dan perdagangan ilegal harimau sumatera dilakukan kegiatan intelijen disekitar taman nasional bukit tigapuluh. Sampai saat ini telah diketahui 7 penampung bagian tubuh harimau (termasuk 2 yang pernah ditangkap dan dijatuhi hukuman) dan 45 pelaku perburuan (termasuk 3 yang pernah ditangkap dan dijatuhi hukuman), serta 319 ekor harimau yang telah mati diburu dari tahun 1972-2004. (2 diantaranya dari dalam TNBT dan pelaku sudah ditangkap dan dihukum).
b. Penegakan Hukum
Dalam kasus ini telah ditangkap 6 orang pelaku yang terdiri mulai dari pelaku pembunuhan, perantara, pembeli 1, pembeli 2, pembeli 3, dan telah dijatuhi hukuman 1-1 tahun 6 bulan oleh pengadilan negeri rengat.
4. Pembinaan Masyarakat Pedalaman
Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang tinggal di dalam Taman Nasional Bukti Tigapuluh. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kehidupan di luar taman nasional. Masyarakat pedalaman ini masih sangat tergantung kepada alam baik hutan maupun sungai. Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini, yaitu:
1. Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung
Kegiatan ini dimulai tanggal 31 Desember 2003 guru yang bertugas berangkat menuju lokasi tempat mengajar dan sampai dilokasi tanggal 2 Januari 2004. Sampai saat ini telah mendaftar sebanyak 82 orang dan 33 orang saat ini telahmampu membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan ini bekerjasama dengan TNBT, Dinas Diknas kab. Inhu, dan kecamatan Bt. Gansal dan desa Rantau Langsat.
2. Kegiatan peningkatan kesehatan
Direncanakan akan dilaksanakan setiap 6 bulan, telah 4 kali dilaksanakan dengan pasien sekitar 404 Orang. Kegiatan ini bekerjasama dengan TNBT dan Puskesmas Batang Gansal.
3. Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya petai dan jerenang
4. Peningkatan kepercayaan diri berupa:
a. Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa.
b. Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll.