Sabtu, 26 Februari 2011

PROGRAM PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT


I. LATAR BELAKANG
Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang tinggal didalam Kawasan Taman Nasional Bukti Tigapuluh.    Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh  masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kehidupan diluar taman nasional.    Masyarakat  pedalaman ini masih sangat tergantung kepada alam baik hutan maupun sungai.   Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah.   

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam  pengembangan masyarakat ini, yaitu:
  1. Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung
  2. Kegiatan peningkatan kesehatan
  3. Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya pertanian seperti budidaya petai dan jernang
  4. Peningkatan kepercayaan diri berupa:
    1. Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa.
    2. Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll
.
Kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini  didasarkan kepada bahwa setiap aktifitas masyarakat yang tinggal didalam kawasan akan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh baik yang bersifat positif maupun negatif.    Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedalaman yang masih sangat bergantung kepada hasil alam (hutan dan sungai) ini, juga sangat memerlukan kelangsungan keberadaan taman nasional. Jika taman nasional ini habis tentu mereka yang terlebih dahulu akan merasakan akibatnya. 

Masyarakat pedalaman TNBT khususnya suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang tersebar disepanjang aliran Sei Gansal  berjumlah 287 KK dengan jumlah penduduk 1.148 jiwa (September 2007). Aktifitas rutin mereka dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari adalah antara lain mengambil hasil hutan dan sungai serta membuka hutan untuk membuat lading dengan komoditi pertanian yang ditanam adalah karet dan padi. Jika setiap kepala keluarga mampu membuka sekitar 1-2 Ha lahan /tahun maka dalam satu tahun akan terbuka lahan sekitar 219-438 Ha; dan jika diperlukan waktu sekitar 20 tahun untuk masa rotasi (masa dimana hutan tersebut dibuka kembali setelah sebelumnya dibuka lalu dibiarkan) maka akan diperlukan  sekitar 4.380-8.760 Ha lahan  untuk mencukupi keperluan lahan perladangan masyarakat pedalaman.   Belum lagi dengan laju tingkat kelahiran (natalitas) yang cukup tinggi sehingga jumlah masyarakat pedalaman  akan terus mengalami pertambahan. Hal ini tentu merupakan pekerjaan rumah yang segera dicarikan suatu solusi (problem solving) yang komprehensif dan bersifat menguntungkan kedua belah pihak baik dari sisi kelestarian hutan TNBT maupun sisi kepentingan hajat hidup masyarakat (win – win solution).

Selain itu, adanya provokasi atau iming-iming atau hasutan dari pihak – pihak luar juga akan memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat pedalaman dan juga berpengaruh terhadap keberadaan taman nasional beserta isinya.   Sebagai contoh adanya iming-iming memperoleh uang, akhirnya masyarakat pedalaman yang miskin dan bodoh membunuh dua (2) ekor harimau sumatera yang langka.   Akibatnya alih-alih mendapat uang, yang diperoleh adalah masuk penjara.  Akan tetapi harimau sumatera telah terlanjur mati.

Karena kemiskinan, kebodohan dan ketidaktahuan tersebut, semuanya mengalami kerugian.   Pelaku yang merupakan orang pedalaman mengalami kerugian karena masuk penjara selama 1, 5 tahun, sedangkan harimau yang merupakan satwa yang telah langka juga mengalami kerugian karena mengalami kematian.

Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) memandang penting untuk melakukan kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini. Berdasarkan pengamatan, yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan, kesehatan dan juga peningkatan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.  Untuk jangka panjang diharapkan masyarakat pedalaman akan dapat hidup dengan kualitas yang jauh lebih baik  baik dari aspek perekonomian, pengetahuan dan pendidikan, kehidupan sosial dan aspek – aspek kehidupan lainnya tanpa merusak  atau menggangu kelestarian taman nasional beserta isinya. 

Dalam bidang pendidikan PKHS telah melakukan suatu program percontohan (pilot project)  berupa pendidikan di Dusun Datai yang berbentuk Sanggar Belajar. Walaupun dusun-dusun yang lainnya juga meminta kegiatan serupa kepada PKHS, akan tetapi untuk saat ini dikarenakan kemampuan yang terbatas maka permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.

Dalam bidang kesehatan, PKHS bekerjasama dengan puskesmas Batang Gansal telah melakukan pengobatan gratis bagi masyarakat pedalaman setiap 6 bulan sekali.   Sampai saat ini telah dilakukan sebanyak 6 kali pengobatan gratis di dusun-dusun terisolir ini yang dilaksanakan sepenuhnya atas prakarsa dan pendanaan dari PKHS. Disamping itu PKHS juga sangat sering terlibat dalam kegiatan serupa baik dengan cara sharing budjet dengan pihak lain ataupun penyiapan dan alokasi tenaga untuk pendampingan dan sarana akomadasi selama kegiatan.

Dalam bidang peningkatan pendapatan, PKHS telah melakukan percobaan pengembangan tanaman petai dan jernang.  Jika percobaan ini berhasil maka pengetahuan pengembangbiakan dan budidaya jerenang akan disebarluaskan, terutama kepada  masyarakat pedalaman.  Diharapkan dimasa yang akan datang, masyarakat pedalaman dapat hidup dengan memanen buah petai dan jernang ini.   Selain itu, hal ini juga untuk membuka minat masyarakat dengan memberi contoh budidaya tanaman yang memang mereka butuhkan sehingga masyarakat ikut menanam  karena keinginan sendiri.

Kegiatan-kegiatan ini, memang merupakan kegiatan jangka panjang, akan tetapi menurut keyakinan (berdasarkan pengamatan) akan memberikan dampak yang besar yang posistif bagi kelangsungan hidup masyarakat pedalaman dan juga kelestarian Taman Nasional Bukit Tigapuluh.


II. PROGRAM PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT
Program pendidikan ini telah dilaksanakan di Dusun Datai (saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab. Inhu) dan Dusun Sadan yang dapat mencakup beberapa dusun disekitarnya seperti Air Bomban, Suwit dan Tanjung Lintang (sekarang dikelola sendiri oleh PKHS). Kedua dusun dimana menjadi pusat kegiatan pendidikan ini secara admistratif terletak di wilayah Desa Rantau Langsat Kec. Batang Gansal Kab. Indragiri Hulu Propinsi Riau. Secara detil berikut akan diuraikan semua hal tentang kegiatan ini mulai dari tahapan persiapan awal dimulainya kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan hingga sekarang (Juli 2008).

II.                A. SANGGAR BELAJAR DATAI

Sanggar Belajar Datai merupakan implementasi dari rencana diatas. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan dikelola sepenuhnya oleh PKHS dimulai pada tanggal 5 Januari 2003 dan berakhir pada bulan Desember 2005. Dimana selanjutnya seluruh kegiatan pendidikan diambil alih dan dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hulu.


II.A.1. Persiapan

Sebagai langkah awal untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan pendidikan ini PKHS bekerjasama dengan Kecamatan Batang Gansal dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh sepakat untuk membuat suatu kegiatan untuk memberikan pendidikan terutama pendidikan membaca, menulis dan berhitung.   Kegiatan ini akan dipusatkan di di Dusun Datai dan kemudian diberi nama “SANGGAR BELAJAR DATAI”.

Untuk memulai kegiatan pendidikan ini persiapan telah dilakukan sejak bulan Oktober 2003.   Persiapan yang dilakukan antara lain:
  1. Koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Camat Batang Gansal, Kepala Desa Rantau Langsat serta tokoh adat setempat.
  2. Penerimaan staf PKHS yang akan bertugas untuk mengajar di Datai.   Penerimaan telah dilakukan pada bulan Desember 2003 dan yang diterima adalah saudara Syafaruddin berasal dari desa Rantau Langsat.   Dasar penerimaan adalah:
a)      Mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik
b)      Sabar
c)      Mengerti dan mampu berbicara bahasa daerah/talang
d)      Mengetahui adat kebiasaan masyarakat pedalaman
e)      Mempunyai berbagai keterampilan seperti kerajinan bambu, rotan.

  1. Tanggal 31 Desember 2003 guru yang bertugas berangkat menuju lokasi tempat mengajar dan sampai dilokasi tanggal 2 Januari 2004.
  2. Tanggal 3 Januari 2004, Sekretaris Desa Rantau Langsat sampai di Datai, lalu bersama seluruh kepala keluarga masyarakat yang ada di Dusun Datai mengadakan rapat untuk membahas rencana kegiatan pendidikan ini.  Hasilnya masyarakat menyambut baik, bahkan masyarakat bersedia untuk membuat tempat belajar tersebut.
  3. Tanggal 4 Januari 2004, Kembali dilakukan rapat yang dipimpin oleh staf PKHS/guru, rapat ini untuk membahas rencana pembuatan rumah/pondok tempat tinggal guru.  Hasilnya masyarakat bersedia membantu tenaga dan material yang terdapat di hutan, dan PKHS menanggung konsumsi dan material lain yang tidak terdapat di hutan.   Hari ini juga sekaligus merupakaan dimulainya pendaftaran menjadi murid.  Dalam satu hari tersebut terdaftar sebanyak 67 siswa.
  4. Tanggal 5 januari 2004, kegiatan belajar mulai dilakukan, dan untuk sementara sampai menunggu selesainya “Sanggar Belajar Datai”, proses belajar dilakukan dibalai pertemuan Datai. 

II.A.2. Pelaksanaan

Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2004.    Untuk menentukan waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid.  Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua.   Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00-10.00 Wib.  Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.
Selain itu juga disepakati, bahwa jika ada orang tua yang ingin belajar  dapat dilakukan di malam hari, setelah mereka pulang dari ladang.   

Tenaga Pengajar

Guru/pengajar Tetap

Kegiatan belajar membaca, menulis dan berhitung dilakukan selama 15 - 20 hari/bulan.  Kegiatan ini mulai berjalan sejak tanggal 5 Januari 2004.  Adapun yang menjadi pengajar adalah:



Adapun tugas – tugas guru antara lain:
  • Sebagai pengajar membaca , menulis dan berhitung
  • Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
  • Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
  • Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar.
  • Sebagai tenaga penyuluh untuk masyarakat.
  • Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman 
 


Guru/Pengajar Tidak Tetap

Guru/pengajar tidak tetap adalah setiap orang dari lembaga/instansi apapun atau perorangan yang dengan kerelaan meluangkan tenaga dan waktu untuk memberikan ilmu yang dimiliki  dengan cara mengajar di Sanggar Belajar. Beberapa orang atau instansi yang pernah menjadi pengajar tersebut antara lain:
a.       Staf PKHS lainnya (17 Orang).  Jika rute arah survei dan patroli memasuki  Datai.
b.      Staf Kecamatan Batang gansal (Sekretaris dan staf).
c.       Dokter dan staf Puskesmas Batang Gansal. Kegiatan ini mereka lakukan pada saat kegiatan pengobatan gratis di Datai.
d.      Dari kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan studi lapangan seperti dari Mahasiswa Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Mahasiswa Program S1 Fakultas Kehutanan IPB, Mahasiswa dari Universitas Riau dan lain – lain.

 
Materi Pendidikan

Materi yang diberikan sangat beragam, begitu juga dengan cara memberikan materi tersebut.   Materi yang telah diberikan  antara lain:
1)      Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2)      Berhitung (Matematika).
3)      Kebersihan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran  harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar.
4)      Menyanyi (pelajaran menyanyi ini diberikan oleh mahasiswa). Sampai saat ini peserta belajar telah mampu menyanyikan beberapa lagu wajib seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri dan sebagainya dan juga lagu - lagu anak-anak lainnya.

Materi lain yang juga diberikan adalah :
1)      Keterampilan kerajinan bambu.
2)      Budidaya jerenang (Jika ujicoba yang dilakukan PKHS berhasil).  Budidaya jerenang  ini tidak hanya akan diberikan kepada peserta belajar akan tetapi juga lebih ditekankan kepada masyarakat secara luas, baik di Datai maupun di dusun-dusun yang lainnya.
3)      Budidaya Petai.

Mulai bulan Juli 2005 peserta belajar diberi pelajaran bahasa Inggris, hal ini selain karena dinggap penting untuk masa yang akan datang melihat adanya turis mancanegara yang datang ke dusun datai.

Peserta Belajar

Jumlah anak murid yang pernah terdaftar untuk belajar di Sanggar Belajar Datai mencapai sebanyak 82 orang.
Berikut adalah daftar peserta belajar  di  “Sanggar Belajar Datai”;

No
Nama
Kelamin (L/P)
Umur (Th)
Kemampuan (Desember 2005)
1
Aminah
P
14

2
Andi
L
10

3
Andos
P
15
Membaca, menulis, berhitung
4
Andri
L
13

5
Anten
L
17

6
Apen
L
11
Membaca, menulis, berhitung
7
Bantet
L
8

8
Bego
P
17

9
Bujo
L
13
Membaca, menulis, berhitung
10
Bulung
P
8

11
Bungkuk
P
13
Membaca, menulis, berhitung
12
Buntek
P
14

13
Cilok
L
17

14
Dahlia
P
9
Membaca, menulis, berhitung
15
Dedi
L
15

16
Dolik
L
18

17
Dumbak
L
7

18
Dumbak
L
10

19
Eda
L
8

20
Ema
P
8

21
Esar
L
9
Membaca, menulis, berhitung
22
Eva
P
8

23
Ginok
P
15
Membaca, menulis, berhitung
24
Godang
L
21
Membaca, menulis, berhitung
25
Hendri
L
13
Membaca, menulis, berhitung
26
Hodi
L
11
Membaca, menulis, berhitung
27
Ida
P
8
Membaca, menulis, berhitung
28
Ijul
L
11

29
Ikang
L
8

30
Jaguk
P
13
Membaca, menulis, berhitung
31
Jami
L
6

32
Jojon
L
18
Membaca, menulis, berhitung
33
Joli
L
18
Membaca, menulis, berhitung
34
Jupen
L
17

35
Kana
L
7

36
Kapuntil
L
16

37
Laila
P
16

38
Linda
P
10
Membaca, menulis, berhitung
39
Linus
L
7

40
Lumui
L
15

41
Mada
L
8
Membaca, menulis, berhitung
42
Meab
L
15

43
Meri
P
11
Membaca, menulis, berhitung
44
Nona
P
9
Membaca, menulis, berhitung
45
Opi
P
7

46
Perengki
L
7

47
Ratno
L
8

48
Rodes
L
12
Membaca, menulis, berhitung
49
Roji
L
15

50
Sakau
L
13
Membaca, menulis, berhitung
51
Samsi
L
12
Membaca, menulis, berhitung
52
Samsiar
P
20
Membaca, menulis, berhitung
53
Santi
P
20
Membaca, manulis, berhitung
54
Sapri
L
14

55
Sias
L
17
Membaca, menulis, berhitung
56
Sicap
L
7

57
Sielis
P
10

58
Sier
P
18
Membaca, menulis, berhitung
59
Sijul
L
12
Membaca, menulis, berhitung
60
Sikas
L
9

61
Silai
L
15

62
Silen
L
8

63
Simai
P
8

64
Sinar
P
6

65
Sintuk
P
7

66
Sinyor
L
10

67
Sipen
L
6

68
Siros
P
13

69
Sisap
L
10
Membaca, menulis, berhitung
70
Sisap
L
8

71
Sitar
L
14

72
Sitor
L
7

73
Soni
L
6

74
Suel
L
18
Membaca, menulis, berhitung
75
Suhen
L
9
Membaca
76
Suria
L
10
Membaca, menulis, berhitung
77
Suwin
L
8
Membaca
78
Takim
L
10

79
Taria
L
19
Membaca, menulis, berhitung
80
Uwar
L
6

81
Wardi
L
20

82
Yaya
P
14
Membaca, menulis, berhitung



Walaupun tercatat sebanyak 82 orang peserta belajar, akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari, hanya sekitar 25-40 orang anak yang datang.  Sedangkan anak-anak yang rutin datang ada sekitar 15 anak.  Selain anak-anak, ada beberapa bapak-bapak atau juga orang dewasa yang ikut belajar diwaktu malam hari karena mereka bekerja dikebun. Sampai akhir kegiatan (Desember 2005) sekitar 33 orang  peserta belajar telah mampu membaca dan menulis bahkan mengirim surat.

II.        B. SANGGAR BELAJAR SADAN

Sanggar belajar Sadan merupakan sanggar belajar kedua yang dibangun dan dikelola oleh PKHS setelah sanggar belajar pertama yang didirikan di dusun Datai pada tahun 2003, dimana saat ini pengelolaan 
kegiatannya diteruskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu. Sanggar belajar Sadan secara resmi memulai kegiatan belajar mengajar pada tanggal 15 Mei 2007 dengan jumlah anak murid pada awalnya adalah 56 orang dengan dua orang tenaga guru. Murid – murid sanggar belajar berasal dari empat dusun yakni Sadan, Suwit, Air Bomban dan Tanjung Lintang.



II. B. 1.  Persiapan

Pada saat program pendidikan yang difasilitasi PKHS masih berkonsentrasi dan terfokus di Dusun Datai,  telah banyak permintaan dari beberapa warga masyarakat dari Dusun Air Bomban, Suwit dan Sadan agar PKHS juga membangun dan memfasilitasi pendidikan di dusun mereka. Oleh karena itu pada Januari 2007, Yayasan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera atau Yayasan PKHS (nama/bentuk baru PKHS)  memulai penjajakan untuk merealisasikan rencana tersebut. Meskipun telah direncanakan sejak jauh – jauh hari, namun ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan pendidikan didusun – dusun tersebut mulai dari penyiapan lokasi bangunan, proses pembangunan tempat belajar hingga perekrutan tenaga pengajar dan pendataan atau penerimaan    peserta didik. 
Berikut adalah kronologis prosesi pelaksanaan pendidikan di dusun – dusun tersebut hingga sampai proses belajar mengajar dimulai:

  1. Pada tanggal 5 Januari 2007; Yayasan PKHS melakukan pertemuan dengan perangkat desa seperti Kadus, ketua Rw, ketua RT dan warga masyarakat dari Dusun Suwit, Air Bomban di rumah pak Ahmad Kijang (Ketua RT Sadan). Pertemuan ini mempunyai agenda inti yaitu menentukan dimana lokasi akan dibangunnya tempat pendidikan atau sanggar belajar. Setelah melalui jalan musyawarah maka dengan kesepakatan bulat dipilihlah Dusun Sadan sebagai tempat sanggar belajar. Alasan terpilihnya Dusun Sadan adalah karena letaknya yang berada ditengah – tengah antara Dusun Suwit dan Air Bomban. Sedangkan untuk lahan, disediakan oleh pak Ahmad Kijang dengan menyerahkan lahan milik keluarga besarnya menjadi tempat berdirinya sanggar belajar. Setelah masalah lokasi jelas, maka dalam beberapa hari berikutnya dilakukan kerja bakti membersihkan lokasi dimana sanggar belajar akan dibangun.
  2. Selanjutnya adalah proses pembangunan bangunan sanggar belajar dan juga rumah guru yang akan menjadi tempat guru tinggal. Karena berbagai kendala seperti akses masuknya material seperti seng yang sulit ditempuh, juga pembuatan dan penyiapan bahan – bahan lain seperti kayu tiang dan rangka serta papan yang batangnya diambil dan diolah dari berbagai jenis kayu yang ada di lahan kebun karet warga, dimana seluruh proses pengolahan diserahkan kepada warga masyarakat sebagai bentuk peran partisipatif warga terhadap pembangunan sanggar belajar ini. Setelah melalui kurun waktu hampir 3 bulanan, akhirnya pada awal bulan Mei 2007 sanggar belajar telah selesai dibangun dan siap digunakan.
  3. Pada tanggal 15 Mei 2007, kegiatan pendidikan secara resmi dimulai ditandai oleh pemberian materi pengenalan abjad/huruf alphabet oleh Ketua Yayasan PKHS  kepada para peserta didik. Acara pembukaan kegiatan belajar mengaja ini juga dihadiri oleh para orang tua murid dan juga Kepala Desa Rantau Langsat beserta perangkat desa lainnya. Selanjutnya tempat belajar ini disebut dengan “Sanggar Belajar Sadan”.

II. B. 2.  Pelaksanaan

Kegiatan pendidikan di Sanggar Belajar Sadan dimulai pada tanggal 15 Mei 2007. Sebagaimana pada waktu dimulainya kegiatan sanggar belajar pertama di Dusun Datai, penentan kapan waktu waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid.  Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00 -11.00 Wib.  Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.

Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar atau guru pada Sangar Belajar Sadan berjumlah 3 orang dengan 1 orang bersifat tidak tetap dan 2 orang guru tetap. Untuk guru atau pengajar tetap yang terdiri dari dua orang digunakan sistem rotasi terhadap mereka. Untuk masing – masing guru dialokasikan waktu untuk mengajar selama 15 hari. Jadi kegiatan belajar dapat dilaksanakan selama satu bulan penuh  dengan libur pada hari minggu dan hari libur lain sama halnya seperti sekolah diluar. Para tenaga pengajar tersebut adalah:
Nama               : Santoso
Umur               : 28 tahun
Jabatan             : Ketua Yayasan PKHS
Fungsi              : Pengajar tidak tetap/ penanggung jawab




Nama          : Lancar
Umur           : 32 Tahun
Jabatan        : Staf TNBT/ Counter Part PKHS
Fungsi          : Pengajar tetap/ mediator atau penyuluh bidang konservasi







Nama           : Syafarudin
Umur           : 43 Tahun
Jabatan        : Staf PKHS
Fungsi          : Pengajar Tetap
Ketrampilan : Kerajinan bambu/rotan
                     Bahasa dan adat kebiasaan masyarakat setempat



Adapun tugas – tugas guru antara lain:
  • Sebagai pengajar membaca, menulis dan berhitung serta ilmu pengetahuan umum lainnya (ilmu tentang alam, sosial, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan dan sebagainya)
  • Menyampaikan/menjadi penyuluh untuk masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lingkungan dimana meraka tinggal (kawasan TNBT) juga berbagai jenis flora fauna yang ada didalamnya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup mereka dan anak cucu (sebagai kader konservasi)
  • Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
  • Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
  • Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar
  • Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman untuk terus maju da meningkatkan mutu dan kualitas hidup mereka.

Peserta Belajar

Pada awal kegiatan belajar, jumlah peserta didik adalah 56 orang. Namun seiring dengan bergulirnya kegiatan, maka jumlah ini terus mengalami fluktuasi. Jumlah tertinggi peserta didik adalah 69 orang yang tercatat pada Agustus dan September 2007. Berikut adalah daftar peserta didik yang pernah belajar di Sanggar Belajar Sadan. Tingkat kehadiran peserta didik cukup tinggi yakbi berkisar antara 70% - 85% per harinya.

Tabel daftar murid Sangar Belajar Sadan (data pada akhir tahun 2007);
No
Nama Murid
Jenis
Kelamin
Umur
Alamat
1.
Anggi
Laki-laki
6 th
Sadan
2.
Anin Ik
Laki-laki
5 th
Air Bomban
3.
Asisna
Perempuan
6 th
Sadan
4.
Ayuna Syuhada
Perempuan
5 th
Sadan
5.
Baren
Laki-laki
10 th
Tanjung Lintang
6.
Bato
Laki-laki
8 th
Tanjung Lintang
7.
Cici Paramida
Perempuan
6 th
Sadan
8.
Citra Sari
Perempuan
7 th
Tanjung Lintang
9.
David
Laki-laki
5 th
Suwit
10.
Deri
Laki-laki
9 th
Tanjung Lintang
11.
Dudi
Laki-laki
12 th
Air Bomban
12.
Eno
Perempuan
8 th
Suwit
13.
Erma Darlis
Perempuan
13 th
Sadan
14.
Hamrizal
Laki-laki
6 th
Sadan
15.
Hasan
Laki-laki
8 th
Suwit
16.
Hendra
Laki-laki
7 th
Suwit
17.
Irwan
Laki-laki
8 th
Suwit
18.
Jumiarti
Perempuan
10 th
Sadan
19.
Jupen
Laki-laki
7 th
Datai/Suwit
20.
Juwanda
Laki-laki
8 th
Suwit
21.
Leli Yusri
Perempuan
12 th
Air Bomban
22.
Linda
Perempuan
5 th
Suwit
23.
Liyon
Laki-laki
10 th
Air Bomban
24.
Lisen It
Laki-laki
6 th
Air Bomban
25.
Lisman
Laki-laki
9 th
Sadan
26.
Maisyarah
Perempuan
10 th
Sadan
27.
Monika
Perempuan
14 th
Sadan
28.
Nardiansyah
Laki-laki
7 th
Sadan
29.
Nato
Perempuan
12 th
Suwit
30.
Pujianto
Laki-laki
13 th
Suwit
31.
Radi
Laki-laki
7 th
Suwit
32.
Ramon
Laki-laki
12 th
Sadan
33.
Rasmi
Perempuan
12 th
Sadan
34.
Rina
Perempuan
7 th
Sadan
35.
Roni
Laki-laki
8 th
Tanjung Lintang
36.
Rudi
Laki-laki
6 th
Sadan
37.
Sianda
Laki-laki
9 th
Suwit
38.
Sicap
Laki-laki
9 th
Suwit
39.
Sidah
Perempuan
10 th
Suwit
40.
Sides
Laki-laki
10 th
Air Bomban
41.
Sihen
Laki-laki
8 th
Tanjung Lintang
42.
Sikas
Laki-laki
13 th
Suwit
43.
Sinah
Perempuan
12 th
Suwit
44.
Siros
Perempuan
14 th
Suwit
45.
Sulaiman Sayuti
Laki-laki
8 th
Air Bomban
46.
Sulan
Laki-laki
10 th
Air Bomban
47.
Toni Sabrianto
Laki-laki
14 th
Air Bomban
48.
Tuti
Perempuan
10 th
Sadan
49.
Udi
Laki-laki
7 th
Suwit
50.
Wardi
Laki-laki
8 th
Suwit
51.
Winda
Laki-laki
10 th
Sadan
52.
Wismayanti
Perempuan
9 th
Sadan
53.
Bima
Perempuan
14 th
Suwit
54.
Heli
Laki-laki
17 th
Suwit
55.
Ismadewi
Perempuan
16 th
Air Bomban
56.
Manto
Laki-laki
6 th
Air Bomban
57.
Minal
Laki-laki
17 th
Suwit
58.
Mita
Perempuan
15 th
Suwit
59.
Nadia
Perempuan
6 th
Suwit
60.
Nontol
Laki-laki
11 th
Suwit
61.
Pera
Perempuan
15 th
Suwit
62.
Ria Andi
Perempuan
6 th
Air Bomban
63.
Riko
Laki-laki
5 th
Sadan
64.
Sifto
Laki-laki
12 th
Tanjung Lintang
65.
Sijok
Laki-laki
18 th
Suwit
66.
Ujang
Laki-laki
18 th
Tanjung Lintang
67.
Uder
Laki-laki
10 th
Suwit
68.
Yatnadei
Perempuan
6 th
Air Bomban
69.
Ira
Perempuan
7 th
Air Bomban


Materi Pendidikan

Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari materi umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah – sekolah formal juga diberikan materi tambahan disesuaikan dengan kebutuhan yang dianggap sangat erlu untuk disampaikan dan peserta didik dapatkan. Cara penyampaian materi pelajaran juga sangat berbeda dengan penyampaian materi pada sekolah formal karena masih adanya perbedaan pola pikir terhadap pentingnya pendidikan serta alasan – alasan lain yang harus dipertimbangkan demi tetap menjaga dan memelihara niat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar.Materi pelajaran secara garis besar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu materi pelajaran umum dan materi pelajaran khusus/tambahan.   Materi – materi pelajaran tersebut adalah:

a.       Materi Umum :

1)      Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2)      Berhitung (Matematika)
3)      Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4)      Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5)      Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
6)      Bahasa Inggris

b.   Materi Khusus/tambahan:

1)      Konservasi; tentang pentingnya menjaga, melestarikan, melindungi dan memanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan berbagai jenis sumberdaya alam baik hayati dan non hayati yang ada di sekitar mereka. Materi konservasi juga dikaitkan dengan perlindungan untuk menjaga kelestarian dan eksistensi Kawasan TNBT dan berbagai hidupan yang ada di dalamnya termasuk Harimau Sumatera dan berbagai jenis hewan liar lainnya.
2)      Kebersihan dan Kesehatan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran  harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar).
Kesenian/Menyanyi.  Peserta didik juga diajarkan beberapa buah lagu terutama lagu – lagu wajib nasional dan lagu perjuangan seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri, Halo – Halo Bandung, Ibu Kita Kartini dan sebagainya.