I. LATAR BELAKANG
Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang tinggal didalam Kawasan Taman Nasional Bukti Tigapuluh. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kehidupan diluar taman nasional. Masyarakat pedalaman ini masih sangat tergantung kepada alam baik hutan maupun sungai. Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini, yaitu:
- Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung
- Kegiatan peningkatan kesehatan
- Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya pertanian seperti budidaya petai dan jernang
- Peningkatan kepercayaan diri berupa:
- Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa.
- Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll
.
Kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini didasarkan kepada bahwa setiap aktifitas masyarakat yang tinggal didalam kawasan akan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh baik yang bersifat positif maupun negatif. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedalaman yang masih sangat bergantung kepada hasil alam (hutan dan sungai) ini, juga sangat memerlukan kelangsungan keberadaan taman nasional. Jika taman nasional ini habis tentu mereka yang terlebih dahulu akan merasakan akibatnya.
Masyarakat pedalaman TNBT khususnya suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang tersebar disepanjang aliran Sei Gansal berjumlah 287 KK dengan jumlah penduduk 1.148 jiwa (September 2007). Aktifitas rutin mereka dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari adalah antara lain mengambil hasil hutan dan sungai serta membuka hutan untuk membuat lading dengan komoditi pertanian yang ditanam adalah karet dan padi. Jika setiap kepala keluarga mampu membuka sekitar 1-2 Ha lahan /tahun maka dalam satu tahun akan terbuka lahan sekitar 219-438 Ha; dan jika diperlukan waktu sekitar 20 tahun untuk masa rotasi (masa dimana hutan tersebut dibuka kembali setelah sebelumnya dibuka lalu dibiarkan) maka akan diperlukan sekitar 4.380-8.760 Ha lahan untuk mencukupi keperluan lahan perladangan masyarakat pedalaman. Belum lagi dengan laju tingkat kelahiran (natalitas) yang cukup tinggi sehingga jumlah masyarakat pedalaman akan terus mengalami pertambahan. Hal ini tentu merupakan pekerjaan rumah yang segera dicarikan suatu solusi (problem solving) yang komprehensif dan bersifat menguntungkan kedua belah pihak baik dari sisi kelestarian hutan TNBT maupun sisi kepentingan hajat hidup masyarakat (win – win solution).
Selain itu, adanya provokasi atau iming-iming atau hasutan dari pihak – pihak luar juga akan memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat pedalaman dan juga berpengaruh terhadap keberadaan taman nasional beserta isinya. Sebagai contoh adanya iming-iming memperoleh uang, akhirnya masyarakat pedalaman yang miskin dan bodoh membunuh dua (2) ekor harimau sumatera yang langka. Akibatnya alih-alih mendapat uang, yang diperoleh adalah masuk penjara. Akan tetapi harimau sumatera telah terlanjur mati.
Karena kemiskinan, kebodohan dan ketidaktahuan tersebut, semuanya mengalami kerugian. Pelaku yang merupakan orang pedalaman mengalami kerugian karena masuk penjara selama 1, 5 tahun, sedangkan harimau yang merupakan satwa yang telah langka juga mengalami kerugian karena mengalami kematian.
Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) memandang penting untuk melakukan kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini. Berdasarkan pengamatan, yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan, kesehatan dan juga peningkatan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk jangka panjang diharapkan masyarakat pedalaman akan dapat hidup dengan kualitas yang jauh lebih baik baik dari aspek perekonomian, pengetahuan dan pendidikan, kehidupan sosial dan aspek – aspek kehidupan lainnya tanpa merusak atau menggangu kelestarian taman nasional beserta isinya.
Dalam bidang pendidikan PKHS telah melakukan suatu program percontohan (pilot project) berupa pendidikan di Dusun Datai yang berbentuk Sanggar Belajar. Walaupun dusun-dusun yang lainnya juga meminta kegiatan serupa kepada PKHS, akan tetapi untuk saat ini dikarenakan kemampuan yang terbatas maka permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.
Dalam bidang kesehatan, PKHS bekerjasama dengan puskesmas Batang Gansal telah melakukan pengobatan gratis bagi masyarakat pedalaman setiap 6 bulan sekali. Sampai saat ini telah dilakukan sebanyak 6 kali pengobatan gratis di dusun-dusun terisolir ini yang dilaksanakan sepenuhnya atas prakarsa dan pendanaan dari PKHS. Disamping itu PKHS juga sangat sering terlibat dalam kegiatan serupa baik dengan cara sharing budjet dengan pihak lain ataupun penyiapan dan alokasi tenaga untuk pendampingan dan sarana akomadasi selama kegiatan.
Dalam bidang peningkatan pendapatan, PKHS telah melakukan percobaan pengembangan tanaman petai dan jernang. Jika percobaan ini berhasil maka pengetahuan pengembangbiakan dan budidaya jerenang akan disebarluaskan, terutama kepada masyarakat pedalaman. Diharapkan dimasa yang akan datang, masyarakat pedalaman dapat hidup dengan memanen buah petai dan jernang ini. Selain itu, hal ini juga untuk membuka minat masyarakat dengan memberi contoh budidaya tanaman yang memang mereka butuhkan sehingga masyarakat ikut menanam karena keinginan sendiri.
Kegiatan-kegiatan ini, memang merupakan kegiatan jangka panjang, akan tetapi menurut keyakinan (berdasarkan pengamatan) akan memberikan dampak yang besar yang posistif bagi kelangsungan hidup masyarakat pedalaman dan juga kelestarian Taman Nasional Bukit Tigapuluh.
II. PROGRAM PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT
Program pendidikan ini telah dilaksanakan di Dusun Datai (saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab. Inhu) dan Dusun Sadan yang dapat mencakup beberapa dusun disekitarnya seperti Air Bomban, Suwit dan Tanjung Lintang (sekarang dikelola sendiri oleh PKHS). Kedua dusun dimana menjadi pusat kegiatan pendidikan ini secara admistratif terletak di wilayah Desa Rantau Langsat Kec. Batang Gansal Kab. Indragiri Hulu Propinsi Riau. Secara detil berikut akan diuraikan semua hal tentang kegiatan ini mulai dari tahapan persiapan awal dimulainya kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan hingga sekarang (Juli 2008).
II. A. SANGGAR BELAJAR DATAI
Sanggar Belajar Datai merupakan implementasi dari rencana diatas. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan dikelola sepenuhnya oleh PKHS dimulai pada tanggal 5 Januari 2003 dan berakhir pada bulan Desember 2005. Dimana selanjutnya seluruh kegiatan pendidikan diambil alih dan dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hulu.
II.A.1. Persiapan
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan pendidikan ini PKHS bekerjasama dengan Kecamatan Batang Gansal dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh sepakat untuk membuat suatu kegiatan untuk memberikan pendidikan terutama pendidikan membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan ini akan dipusatkan di di Dusun Datai dan kemudian diberi nama “SANGGAR BELAJAR DATAI”.
Untuk memulai kegiatan pendidikan ini persiapan telah dilakukan sejak bulan Oktober 2003. Persiapan yang dilakukan antara lain:
- Koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Camat Batang Gansal, Kepala Desa Rantau Langsat serta tokoh adat setempat.
- Penerimaan staf PKHS yang akan bertugas untuk mengajar di Datai. Penerimaan telah dilakukan pada bulan Desember 2003 dan yang diterima adalah saudara Syafaruddin berasal dari desa Rantau Langsat. Dasar penerimaan adalah:
a) Mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik
b) Sabar
c) Mengerti dan mampu berbicara bahasa daerah/talang
d) Mengetahui adat kebiasaan masyarakat pedalaman
e) Mempunyai berbagai keterampilan seperti kerajinan bambu, rotan.
- Tanggal 31 Desember 2003 guru yang bertugas berangkat menuju lokasi tempat mengajar dan sampai dilokasi tanggal 2 Januari 2004.
- Tanggal 3 Januari 2004, Sekretaris Desa Rantau Langsat sampai di Datai, lalu bersama seluruh kepala keluarga masyarakat yang ada di Dusun Datai mengadakan rapat untuk membahas rencana kegiatan pendidikan ini. Hasilnya masyarakat menyambut baik, bahkan masyarakat bersedia untuk membuat tempat belajar tersebut.
- Tanggal 4 Januari 2004, Kembali dilakukan rapat yang dipimpin oleh staf PKHS/guru, rapat ini untuk membahas rencana pembuatan rumah/pondok tempat tinggal guru. Hasilnya masyarakat bersedia membantu tenaga dan material yang terdapat di hutan, dan PKHS menanggung konsumsi dan material lain yang tidak terdapat di hutan. Hari ini juga sekaligus merupakaan dimulainya pendaftaran menjadi murid. Dalam satu hari tersebut terdaftar sebanyak 67 siswa.
- Tanggal 5 januari 2004, kegiatan belajar mulai dilakukan, dan untuk sementara sampai menunggu selesainya “Sanggar Belajar Datai”, proses belajar dilakukan dibalai pertemuan Datai.
II.A.2. Pelaksanaan
Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2004. Untuk menentukan waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00-10.00 Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.
Selain itu juga disepakati, bahwa jika ada orang tua yang ingin belajar dapat dilakukan di malam hari, setelah mereka pulang dari ladang.
Tenaga Pengajar
Guru/pengajar Tetap
Kegiatan belajar membaca, menulis dan berhitung dilakukan selama 15 - 20 hari/bulan. Kegiatan ini mulai berjalan sejak tanggal 5 Januari 2004. Adapun yang menjadi pengajar adalah:
Adapun tugas – tugas guru antara lain:
- Sebagai pengajar membaca , menulis dan berhitung
- Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
- Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
- Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar.
- Sebagai tenaga penyuluh untuk masyarakat.
- Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman
Guru/Pengajar Tidak Tetap
Guru/pengajar tidak tetap adalah setiap orang dari lembaga/instansi apapun atau perorangan yang dengan kerelaan meluangkan tenaga dan waktu untuk memberikan ilmu yang dimiliki dengan cara mengajar di Sanggar Belajar. Beberapa orang atau instansi yang pernah menjadi pengajar tersebut antara lain:
a. Staf PKHS lainnya (17 Orang). Jika rute arah survei dan patroli memasuki Datai.
b. Staf Kecamatan Batang gansal (Sekretaris dan staf).
c. Dokter dan staf Puskesmas Batang Gansal. Kegiatan ini mereka lakukan pada saat kegiatan pengobatan gratis di Datai.
d. Dari kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan studi lapangan seperti dari Mahasiswa Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Mahasiswa Program S1 Fakultas Kehutanan IPB, Mahasiswa dari Universitas Riau dan lain – lain.
Materi Pendidikan
Materi yang diberikan sangat beragam, begitu juga dengan cara memberikan materi tersebut. Materi yang telah diberikan antara lain:
1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2) Berhitung (Matematika).
3) Kebersihan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar.
4) Menyanyi (pelajaran menyanyi ini diberikan oleh mahasiswa). Sampai saat ini peserta belajar telah mampu menyanyikan beberapa lagu wajib seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri dan sebagainya dan juga lagu - lagu anak-anak lainnya.
Materi lain yang juga diberikan adalah :
1) Keterampilan kerajinan bambu.
2) Budidaya jerenang (Jika ujicoba yang dilakukan PKHS berhasil). Budidaya jerenang ini tidak hanya akan diberikan kepada peserta belajar akan tetapi juga lebih ditekankan kepada masyarakat secara luas, baik di Datai maupun di dusun-dusun yang lainnya.
3) Budidaya Petai.
Mulai bulan Juli 2005 peserta belajar diberi pelajaran bahasa Inggris, hal ini selain karena dinggap penting untuk masa yang akan datang melihat adanya turis mancanegara yang datang ke dusun datai.
Peserta Belajar
Jumlah anak murid yang pernah terdaftar untuk belajar di Sanggar Belajar Datai mencapai sebanyak 82 orang.
Berikut adalah daftar peserta belajar di “Sanggar Belajar Datai”;
No
|
Nama
|
Kelamin (L/P)
|
Umur (Th)
|
Kemampuan (Desember 2005)
|
1
|
Aminah
|
P
|
14
| |
2
|
Andi
|
L
|
10
| |
3
|
Andos
|
P
|
15
|
Membaca, menulis, berhitung
|
4
|
Andri
|
L
|
13
| |
5
|
Anten
|
L
|
17
| |
6
|
Apen
|
L
|
11
|
Membaca, menulis, berhitung
|
7
|
Bantet
|
L
|
8
| |
8
|
Bego
|
P
|
17
| |
9
|
Bujo
|
L
|
13
|
Membaca, menulis, berhitung
|
10
|
Bulung
|
P
|
8
| |
11
|
Bungkuk
|
P
|
13
|
Membaca, menulis, berhitung
|
12
|
Buntek
|
P
|
14
| |
13
|
Cilok
|
L
|
17
| |
14
|
Dahlia
|
P
|
9
|
Membaca, menulis, berhitung
|
15
|
Dedi
|
L
|
15
| |
16
|
Dolik
|
L
|
18
| |
17
|
Dumbak
|
L
|
7
| |
18
|
Dumbak
|
L
|
10
| |
19
|
Eda
|
L
|
8
| |
20
|
Ema
|
P
|
8
| |
21
|
Esar
|
L
|
9
|
Membaca, menulis, berhitung
|
22
|
Eva
|
P
|
8
| |
23
|
Ginok
|
P
|
15
|
Membaca, menulis, berhitung
|
24
|
Godang
|
L
|
21
|
Membaca, menulis, berhitung
|
25
|
Hendri
|
L
|
13
|
Membaca, menulis, berhitung
|
26
|
Hodi
|
L
|
11
|
Membaca, menulis, berhitung
|
27
|
Ida
|
P
|
8
|
Membaca, menulis, berhitung
|
28
|
Ijul
|
L
|
11
| |
29
|
Ikang
|
L
|
8
| |
30
|
Jaguk
|
P
|
13
|
Membaca, menulis, berhitung
|
31
|
Jami
|
L
|
6
| |
32
|
Jojon
|
L
|
18
|
Membaca, menulis, berhitung
|
33
|
Joli
|
L
|
18
|
Membaca, menulis, berhitung
|
34
|
Jupen
|
L
|
17
| |
35
|
Kana
|
L
|
7
| |
36
|
Kapuntil
|
L
|
16
| |
37
|
Laila
|
P
|
16
| |
38
|
Linda
|
P
|
10
|
Membaca, menulis, berhitung
|
39
|
Linus
|
L
|
7
| |
40
|
Lumui
|
L
|
15
| |
41
|
Mada
|
L
|
8
|
Membaca, menulis, berhitung
|
42
|
Meab
|
L
|
15
| |
43
|
Meri
|
P
|
11
|
Membaca, menulis, berhitung
|
44
|
Nona
|
P
|
9
|
Membaca, menulis, berhitung
|
45
|
Opi
|
P
|
7
| |
46
|
Perengki
|
L
|
7
| |
47
|
Ratno
|
L
|
8
| |
48
|
Rodes
|
L
|
12
|
Membaca, menulis, berhitung
|
49
|
Roji
|
L
|
15
| |
50
|
Sakau
|
L
|
13
|
Membaca, menulis, berhitung
|
51
|
Samsi
|
L
|
12
|
Membaca, menulis, berhitung
|
52
|
Samsiar
|
P
|
20
|
Membaca, menulis, berhitung
|
53
|
Santi
|
P
|
20
|
Membaca, manulis, berhitung
|
54
|
Sapri
|
L
|
14
| |
55
|
Sias
|
L
|
17
|
Membaca, menulis, berhitung
|
56
|
Sicap
|
L
|
7
| |
57
|
Sielis
|
P
|
10
| |
58
|
Sier
|
P
|
18
|
Membaca, menulis, berhitung
|
59
|
Sijul
|
L
|
12
|
Membaca, menulis, berhitung
|
60
|
Sikas
|
L
|
9
| |
61
|
Silai
|
L
|
15
| |
62
|
Silen
|
L
|
8
| |
63
|
Simai
|
P
|
8
| |
64
|
Sinar
|
P
|
6
| |
65
|
Sintuk
|
P
|
7
| |
66
|
Sinyor
|
L
|
10
| |
67
|
Sipen
|
L
|
6
| |
68
|
Siros
|
P
|
13
| |
69
|
Sisap
|
L
|
10
|
Membaca, menulis, berhitung
|
70
|
Sisap
|
L
|
8
| |
71
|
Sitar
|
L
|
14
| |
72
|
Sitor
|
L
|
7
| |
73
|
Soni
|
L
|
6
| |
74
|
Suel
|
L
|
18
|
Membaca, menulis, berhitung
|
75
|
Suhen
|
L
|
9
|
Membaca
|
76
|
Suria
|
L
|
10
|
Membaca, menulis, berhitung
|
77
|
Suwin
|
L
|
8
|
Membaca
|
78
|
Takim
|
L
|
10
| |
79
|
Taria
|
L
|
19
|
Membaca, menulis, berhitung
|
80
|
Uwar
|
L
|
6
| |
81
|
Wardi
|
L
|
20
| |
82
|
Yaya
|
P
|
14
|
Membaca, menulis, berhitung
|
Walaupun tercatat sebanyak 82 orang peserta belajar, akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari, hanya sekitar 25-40 orang anak yang datang. Sedangkan anak-anak yang rutin datang ada sekitar 15 anak. Selain anak-anak, ada beberapa bapak-bapak atau juga orang dewasa yang ikut belajar diwaktu malam hari karena mereka bekerja dikebun. Sampai akhir kegiatan (Desember 2005) sekitar 33 orang peserta belajar telah mampu membaca dan menulis bahkan mengirim surat.
II. B. SANGGAR BELAJAR SADAN
Sanggar belajar Sadan merupakan sanggar belajar kedua yang dibangun dan dikelola oleh PKHS setelah sanggar belajar pertama yang didirikan di dusun Datai pada tahun 2003, dimana saat ini pengelolaan
kegiatannya diteruskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu. Sanggar belajar Sadan secara resmi memulai kegiatan belajar mengajar pada tanggal 15 Mei 2007 dengan jumlah anak murid pada awalnya adalah 56 orang dengan dua orang tenaga guru. Murid – murid sanggar belajar berasal dari empat dusun yakni Sadan, Suwit, Air Bomban dan Tanjung Lintang.
II. B. 1. Persiapan
Pada saat program pendidikan yang difasilitasi PKHS masih berkonsentrasi dan terfokus di Dusun Datai, telah banyak permintaan dari beberapa warga masyarakat dari Dusun Air Bomban, Suwit dan Sadan agar PKHS juga membangun dan memfasilitasi pendidikan di dusun mereka. Oleh karena itu pada Januari 2007, Yayasan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera atau Yayasan PKHS (nama/bentuk baru PKHS) memulai penjajakan untuk merealisasikan rencana tersebut. Meskipun telah direncanakan sejak jauh – jauh hari, namun ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan pendidikan didusun – dusun tersebut mulai dari penyiapan lokasi bangunan, proses pembangunan tempat belajar hingga perekrutan tenaga pengajar dan pendataan atau penerimaan peserta didik.
Berikut adalah kronologis prosesi pelaksanaan pendidikan di dusun – dusun tersebut hingga sampai proses belajar mengajar dimulai:
- Pada tanggal 5 Januari 2007; Yayasan PKHS melakukan pertemuan dengan perangkat desa seperti Kadus, ketua Rw, ketua RT dan warga masyarakat dari Dusun Suwit, Air Bomban di rumah pak Ahmad Kijang (Ketua RT Sadan). Pertemuan ini mempunyai agenda inti yaitu menentukan dimana lokasi akan dibangunnya tempat pendidikan atau sanggar belajar. Setelah melalui jalan musyawarah maka dengan kesepakatan bulat dipilihlah Dusun Sadan sebagai tempat sanggar belajar. Alasan terpilihnya Dusun Sadan adalah karena letaknya yang berada ditengah – tengah antara Dusun Suwit dan Air Bomban. Sedangkan untuk lahan, disediakan oleh pak Ahmad Kijang dengan menyerahkan lahan milik keluarga besarnya menjadi tempat berdirinya sanggar belajar. Setelah masalah lokasi jelas, maka dalam beberapa hari berikutnya dilakukan kerja bakti membersihkan lokasi dimana sanggar belajar akan dibangun.
- Selanjutnya adalah proses pembangunan bangunan sanggar belajar dan juga rumah guru yang akan menjadi tempat guru tinggal. Karena berbagai kendala seperti akses masuknya material seperti seng yang sulit ditempuh, juga pembuatan dan penyiapan bahan – bahan lain seperti kayu tiang dan rangka serta papan yang batangnya diambil dan diolah dari berbagai jenis kayu yang ada di lahan kebun karet warga, dimana seluruh proses pengolahan diserahkan kepada warga masyarakat sebagai bentuk peran partisipatif warga terhadap pembangunan sanggar belajar ini. Setelah melalui kurun waktu hampir 3 bulanan, akhirnya pada awal bulan Mei 2007 sanggar belajar telah selesai dibangun dan siap digunakan.
- Pada tanggal 15 Mei 2007, kegiatan pendidikan secara resmi dimulai ditandai oleh pemberian materi pengenalan abjad/huruf alphabet oleh Ketua Yayasan PKHS kepada para peserta didik. Acara pembukaan kegiatan belajar mengaja ini juga dihadiri oleh para orang tua murid dan juga Kepala Desa Rantau Langsat beserta perangkat desa lainnya. Selanjutnya tempat belajar ini disebut dengan “Sanggar Belajar Sadan”.
II. B. 2. Pelaksanaan
Kegiatan pendidikan di Sanggar Belajar Sadan dimulai pada tanggal 15 Mei 2007. Sebagaimana pada waktu dimulainya kegiatan sanggar belajar pertama di Dusun Datai, penentan kapan waktu waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00 -11.00 Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.
Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar atau guru pada Sangar Belajar Sadan berjumlah 3 orang dengan 1 orang bersifat tidak tetap dan 2 orang guru tetap. Untuk guru atau pengajar tetap yang terdiri dari dua orang digunakan sistem rotasi terhadap mereka. Untuk masing – masing guru dialokasikan waktu untuk mengajar selama 15 hari. Jadi kegiatan belajar dapat dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan libur pada hari minggu dan hari libur lain sama halnya seperti sekolah diluar. Para tenaga pengajar tersebut adalah:
Nama : Santoso
Umur : 28 tahun
Jabatan : Ketua Yayasan PKHS
Fungsi : Pengajar tidak tetap/ penanggung jawabUmur : 32 Tahun
Jabatan : Staf TNBT/ Counter Part PKHS
Fungsi : Pengajar tetap/ mediator atau penyuluh bidang konservasi
Nama : Syafarudin
Umur : 43 Tahun
Jabatan : Staf PKHS
Fungsi : Pengajar Tetap
Ketrampilan : Kerajinan bambu/rotan
Bahasa dan adat kebiasaan masyarakat setempat
Adapun tugas – tugas guru antara lain:
- Sebagai pengajar membaca, menulis dan berhitung serta ilmu pengetahuan umum lainnya (ilmu tentang alam, sosial, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan dan sebagainya)
- Menyampaikan/menjadi penyuluh untuk masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lingkungan dimana meraka tinggal (kawasan TNBT) juga berbagai jenis flora fauna yang ada didalamnya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup mereka dan anak cucu (sebagai kader konservasi)
- Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
- Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
- Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar
- Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman untuk terus maju da meningkatkan mutu dan kualitas hidup mereka.
Peserta Belajar
Pada awal kegiatan belajar, jumlah peserta didik adalah 56 orang. Namun seiring dengan bergulirnya kegiatan, maka jumlah ini terus mengalami fluktuasi. Jumlah tertinggi peserta didik adalah 69 orang yang tercatat pada Agustus dan September 2007. Berikut adalah daftar peserta didik yang pernah belajar di Sanggar Belajar Sadan. Tingkat kehadiran peserta didik cukup tinggi yakbi berkisar antara 70% - 85% per harinya.
Tabel daftar murid Sangar Belajar Sadan (data pada akhir tahun 2007);
No
|
Nama Murid
|
Jenis
Kelamin
|
Umur
|
Alamat
|
1.
|
Anggi
|
Laki-laki
|
6 th
|
Sadan
|
2.
|
Anin Ik
|
Laki-laki
|
5 th
|
Air Bomban
|
3.
|
Asisna
|
Perempuan
|
6 th
|
Sadan
|
4.
|
Ayuna Syuhada
|
Perempuan
|
5 th
|
Sadan
|
5.
|
Baren
|
Laki-laki
|
10 th
|
Tanjung Lintang
|
6.
|
Bato
|
Laki-laki
|
8 th
|
Tanjung Lintang
|
7.
|
Cici Paramida
|
Perempuan
|
6 th
|
Sadan
|
8.
|
Citra Sari
|
Perempuan
|
7 th
|
Tanjung Lintang
|
9.
|
David
|
Laki-laki
|
5 th
|
Suwit
|
10.
|
Deri
|
Laki-laki
|
9 th
|
Tanjung Lintang
|
11.
|
Dudi
|
Laki-laki
|
12 th
|
Air Bomban
|
12.
|
Eno
|
Perempuan
|
8 th
|
Suwit
|
13.
|
Erma Darlis
|
Perempuan
|
13 th
|
Sadan
|
14.
|
Hamrizal
|
Laki-laki
|
6 th
|
Sadan
|
15.
|
Hasan
|
Laki-laki
|
8 th
|
Suwit
|
16.
|
Hendra
|
Laki-laki
|
7 th
|
Suwit
|
17.
|
Irwan
|
Laki-laki
|
8 th
|
Suwit
|
18.
|
Jumiarti
|
Perempuan
|
10 th
|
Sadan
|
19.
|
Jupen
|
Laki-laki
|
7 th
|
Datai/Suwit
|
20.
|
Juwanda
|
Laki-laki
|
8 th
|
Suwit
|
21.
|
Leli Yusri
|
Perempuan
|
12 th
|
Air Bomban
|
22.
|
Linda
|
Perempuan
|
5 th
|
Suwit
|
23.
|
Liyon
|
Laki-laki
|
10 th
|
Air Bomban
|
24.
|
Lisen It
|
Laki-laki
|
6 th
|
Air Bomban
|
25.
|
Lisman
|
Laki-laki
|
9 th
|
Sadan
|
26.
|
Maisyarah
|
Perempuan
|
10 th
|
Sadan
|
27.
|
Monika
|
Perempuan
|
14 th
|
Sadan
|
28.
|
Nardiansyah
|
Laki-laki
|
7 th
|
Sadan
|
29.
|
Nato
|
Perempuan
|
12 th
|
Suwit
|
30.
|
Pujianto
|
Laki-laki
|
13 th
|
Suwit
|
31.
|
Radi
|
Laki-laki
|
7 th
|
Suwit
|
32.
|
Ramon
|
Laki-laki
|
12 th
|
Sadan
|
33.
|
Rasmi
|
Perempuan
|
12 th
|
Sadan
|
34.
|
Rina
|
Perempuan
|
7 th
|
Sadan
|
35.
|
Roni
|
Laki-laki
|
8 th
|
Tanjung Lintang
|
36.
|
Rudi
|
Laki-laki
|
6 th
|
Sadan
|
37.
|
Sianda
|
Laki-laki
|
9 th
|
Suwit
|
38.
|
Sicap
|
Laki-laki
|
9 th
|
Suwit
|
39.
|
Sidah
|
Perempuan
|
10 th
|
Suwit
|
40.
|
Sides
|
Laki-laki
|
10 th
|
Air Bomban
|
41.
|
Sihen
|
Laki-laki
|
8 th
|
Tanjung Lintang
|
42.
|
Sikas
|
Laki-laki
|
13 th
|
Suwit
|
43.
|
Sinah
|
Perempuan
|
12 th
|
Suwit
|
44.
|
Siros
|
Perempuan
|
14 th
|
Suwit
|
45.
|
Sulaiman Sayuti
|
Laki-laki
|
8 th
|
Air Bomban
|
46.
|
Sulan
|
Laki-laki
|
10 th
|
Air Bomban
|
47.
|
Toni Sabrianto
|
Laki-laki
|
14 th
|
Air Bomban
|
48.
|
Tuti
|
Perempuan
|
10 th
|
Sadan
|
49.
|
Udi
|
Laki-laki
|
7 th
|
Suwit
|
50.
|
Wardi
|
Laki-laki
|
8 th
|
Suwit
|
51.
|
Winda
|
Laki-laki
|
10 th
|
Sadan
|
52.
|
Wismayanti
|
Perempuan
|
9 th
|
Sadan
|
53.
|
Bima
|
Perempuan
|
14 th
|
Suwit
|
54.
|
Heli
|
Laki-laki
|
17 th
|
Suwit
|
55.
|
Ismadewi
|
Perempuan
|
16 th
|
Air Bomban
|
56.
|
Manto
|
Laki-laki
|
6 th
|
Air Bomban
|
57.
|
Minal
|
Laki-laki
|
17 th
|
Suwit
|
58.
|
Mita
|
Perempuan
|
15 th
|
Suwit
|
59.
|
Nadia
|
Perempuan
|
6 th
|
Suwit
|
60.
|
Nontol
|
Laki-laki
|
11 th
|
Suwit
|
61.
|
Pera
|
Perempuan
|
15 th
|
Suwit
|
62.
|
Ria Andi
|
Perempuan
|
6 th
|
Air Bomban
|
63.
|
Riko
|
Laki-laki
|
5 th
|
Sadan
|
64.
|
Sifto
|
Laki-laki
|
12 th
|
Tanjung Lintang
|
65.
|
Sijok
|
Laki-laki
|
18 th
|
Suwit
|
66.
|
Ujang
|
Laki-laki
|
18 th
|
Tanjung Lintang
|
67.
|
Uder
|
Laki-laki
|
10 th
|
Suwit
|
68.
|
Yatnadei
|
Perempuan
|
6 th
|
Air Bomban
|
69.
|
Ira
|
Perempuan
|
7 th
|
Air Bomban
|
Materi Pendidikan
Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari materi umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah – sekolah formal juga diberikan materi tambahan disesuaikan dengan kebutuhan yang dianggap sangat erlu untuk disampaikan dan peserta didik dapatkan. Cara penyampaian materi pelajaran juga sangat berbeda dengan penyampaian materi pada sekolah formal karena masih adanya perbedaan pola pikir terhadap pentingnya pendidikan serta alasan – alasan lain yang harus dipertimbangkan demi tetap menjaga dan memelihara niat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar.Materi pelajaran secara garis besar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu materi pelajaran umum dan materi pelajaran khusus/tambahan. Materi – materi pelajaran tersebut adalah:
a. Materi Umum :
1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2) Berhitung (Matematika)
3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
6) Bahasa Inggris
b. Materi Khusus/tambahan:
1) Konservasi; tentang pentingnya menjaga, melestarikan, melindungi dan memanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan berbagai jenis sumberdaya alam baik hayati dan non hayati yang ada di sekitar mereka. Materi konservasi juga dikaitkan dengan perlindungan untuk menjaga kelestarian dan eksistensi Kawasan TNBT dan berbagai hidupan yang ada di dalamnya termasuk Harimau Sumatera dan berbagai jenis hewan liar lainnya.
2) Kebersihan dan Kesehatan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar).
Kesenian/Menyanyi. Peserta didik juga diajarkan beberapa buah lagu terutama lagu – lagu wajib nasional dan lagu perjuangan seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri, Halo – Halo Bandung, Ibu Kita Kartini dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar